SOAL FORUM PERTEMUAN KE-7
KELAS ELEARNING REGULER
2
Mata Kuliah/Kode/Bobot :
Bahasa Indonesia/90008/2 SKS
NAMA :
Wamro atun
NIM :
43215120287
Semester :
Ganjil
Tahun Akademik :
2017/2018
Kelas :
A31316EL
Hari/Jam / Ruang :
Sabtu/ A31316EL/
AD-401
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Program
Studi : Manajemen
Dosen : Supriyadi, M.Pd.
Materi : Berbicara untuk Akademik
Kerjakan soal berikut ini dengan tepat!
Jawaban :
Pendengar dan audiens adalah objek kita dalam berpidato,
tetapi juga merupakan subjek yang harus menafsirkan gagasan-gagasan yang kita
sampaikan. Maka wajar kita mengenal tentang apa dan siapa mereka. Dengan
mengenal siapa mereka kita akan mudah dan lancar untuk berkomunikasi dengan
mereka, sehingga mudah juga bagi mereka untuk menerima apa yang kita maksudkan
dalam pidato.
Kesalahan dalam menganalisis audience akan berpengaruh
besar saat kita berpidato nantinya. Perasaan yang harus kita perhatikan bukan
kemampuan kita pribadi (apakah kita kesulitan dalam memahami materi, apakah
kita terlalu mudah dalam membuat pidato dsb), namun kemampuan mereka, penonton.
Inilah yang susah.
Karena itu, untuk mengenal lebih dekat mereka, kita harus
mengenal hal-hal umum dan hal-hal yang khusus dari mereka. Hal umum meliputi:
1. Jumlah.
Kita harus mengetahui berapa jumlah audiens agar kita sebagai komunikator tahu
apa yang akan dilakukan. Upayakan sebagai “public speaker” kita berbicara lebih jelas dan merasakan apa
yang mereka rasakan. Namun kita perlu memperhatikan jumlah audiens agar
sebanding dengan besar dan luasnya gedung.
2. Usia. Kita
harus mengetahui usia audiens yang akan mendengar kita agar bisa menyesuaikan
komunikasi dengan usia audiens. Karena
usia setiap audiens memiliki keterbatasan masing-masing. Oleh karena itu kita
harus sudah menyiapkan dan merencanakan bagaimana sikap kita kepada audiens.
3. Jenis
kelamin. Bila kita berhadapan dengan ibu-ibu, berbicaralah tidak langsung pada
hal-hal yang rumit. Sehingga nampak diwajah mereka bahwa kita diterima
dilingkungannya. Lain halnya dengan kaum pria, berbicaralah langsung pada pokok
permasalahan.
4. Pekerjaan.
Pekerjaan setiap audiens juga perlu kita kenal, agar tidak ada kesalah pahaman
topik yang akan dibicarakan.
5. Pendidikan.
Bedakan berhadapan dengan para ilmuan dengan murit SMU.
6. Agama.
Sebagai public speaker, lebih awal mengetahui siapa saja audiens agar kita tahu
perlu diberi “salam” atau cukup “disapa”.
7. Adat dan
Budaya. Dinegara kita yang beragam adat dan budaya, tegur sapa kepada public
lebih diutamakan. Bukan berbicara langsung kepada masalah.
2.
Jelaskan
langkah-langkah yang harus dipersiapkan oleh pembicara sebelum berbicara di
depan umum!
Jawaban :
1.
Siap Sebelum Bicara
Ada enam hal yang perlu dipersiapkan dalam berbicara efektif, yaitu: mengapa, siapa, di mana, kapan, apa dan bagaimana.
a. Menetapkan Sasaran
Hal pertama yang harus jelas dalam pikiran kita sebagai pembicara adalah menetapkan sasaran pembicaraan. Penetapan sasaran sangat membantu dalam menentukan arah pembicaraan dan juga bermanfaat dalam memilih bahan yang sesuai dengan sasaran.
Pada umumnya sasaran pembicaraan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, misalnya presentasi tugas, memimpin rapat, mengisi kajian, dan sebagainya.
b. Survei Pendengar
Meneliti apa dan siapa pendengar dapat membantu dalam menetapkan bahan yang akan disampaikan dan meyakinkan diri kita bahwa kita menyampaikan bahan pembicaraan kepada pendengar yang tepat.
Hal yang perlu diketahui dari sidang pendengar antara lain :
- Berapa banyak orang yang hadir?
- Mengapa mereka hadir di ruang tersebut?
- Bagaimana tingkat pengetahuan yang mereka miliki atas topik pembicaraan?
- Apa harapan mereka atas topik pembicaraan?
- Bagaimana usia, pendidikan, dan jenis kelamin mereka?
c. Tempat dan Sarana
Penting bagi kita untuk mengetahui dan memperhatikan tempat pembicaraan akan dilaksanakan. Berikut ini beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bagi pembicara :
- Melakukan praktek
Apabila pembicaraan dilaksanakan pada ruang yang besar dan luas, maka akan lebih baik untuk mencoba suara terlebih dahulu, sebelum betul-betul berbicara di depan sidang pendengar.
- Mempelajari sarana yang tersedia
Sangat bermanfaat, bila kita lebih dahulu melakukan latihan untuk dapat mengoperasikan tombol-tombol lampu, slide projector, dan OHP (Over Head Projector).
- Meneliti gangguan yang mungkin timbul
Kita perlu mewaspadai gangguan yang mungkin timbul, misalnya pembicaraan dilakukan dekat jalan raya sehingga suaramu harus dapat mengalahkan suara kendaraan yang lewat.
- Tata letak tempat duduk
Tata letak tempat duduk perlu diperhatikan, diatur, dipersiapkan, dan dikaitkan dengan sasaran pembicaraan.
Ada enam hal yang perlu dipersiapkan dalam berbicara efektif, yaitu: mengapa, siapa, di mana, kapan, apa dan bagaimana.
a. Menetapkan Sasaran
Hal pertama yang harus jelas dalam pikiran kita sebagai pembicara adalah menetapkan sasaran pembicaraan. Penetapan sasaran sangat membantu dalam menentukan arah pembicaraan dan juga bermanfaat dalam memilih bahan yang sesuai dengan sasaran.
Pada umumnya sasaran pembicaraan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, misalnya presentasi tugas, memimpin rapat, mengisi kajian, dan sebagainya.
b. Survei Pendengar
Meneliti apa dan siapa pendengar dapat membantu dalam menetapkan bahan yang akan disampaikan dan meyakinkan diri kita bahwa kita menyampaikan bahan pembicaraan kepada pendengar yang tepat.
Hal yang perlu diketahui dari sidang pendengar antara lain :
- Berapa banyak orang yang hadir?
- Mengapa mereka hadir di ruang tersebut?
- Bagaimana tingkat pengetahuan yang mereka miliki atas topik pembicaraan?
- Apa harapan mereka atas topik pembicaraan?
- Bagaimana usia, pendidikan, dan jenis kelamin mereka?
c. Tempat dan Sarana
Penting bagi kita untuk mengetahui dan memperhatikan tempat pembicaraan akan dilaksanakan. Berikut ini beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bagi pembicara :
- Melakukan praktek
Apabila pembicaraan dilaksanakan pada ruang yang besar dan luas, maka akan lebih baik untuk mencoba suara terlebih dahulu, sebelum betul-betul berbicara di depan sidang pendengar.
- Mempelajari sarana yang tersedia
Sangat bermanfaat, bila kita lebih dahulu melakukan latihan untuk dapat mengoperasikan tombol-tombol lampu, slide projector, dan OHP (Over Head Projector).
- Meneliti gangguan yang mungkin timbul
Kita perlu mewaspadai gangguan yang mungkin timbul, misalnya pembicaraan dilakukan dekat jalan raya sehingga suaramu harus dapat mengalahkan suara kendaraan yang lewat.
- Tata letak tempat duduk
Tata letak tempat duduk perlu diperhatikan, diatur, dipersiapkan, dan dikaitkan dengan sasaran pembicaraan.
d. Waktu
Berapa lama waktu yang diperlukan dalam pembicaraan? Anda perlu memperhatikan manajemen waktu.
- Waktu penyelenggaraan sangat mempengaruhi
Biasanya, waktu sesudah makan siang dikenal sebagai waktu ‘kuburan’. Pendengar yang sudah makan kenyang, apalagi jika makanan yang disajikan enak rasanya, akan membuat pendengar lebih tertarik untuk ‘berngantuk ria’ daripada mendengarkan pembicaraan.
- Berapa lama waktu yang digunakan
Kita perlu memperhatikan waktu, misalnya waktu untuk pembahasan, waktu istirahat, atau waktu tanya jawab. Agar punya manajemen waktu yang baik, maka perlu latihan terlebih dulu.
- Masalah konsentrasi
Sangat sulit bagi pendengar untuk berkonsentrasi penuh selama lebih dari 2 jam. Apalagi bila mereka merasa bahwa pembicaraan kita tidak menarik, tidak bermanfaat, dan tidak berminat. Umumnya seseorang dapat berkonsentrasi penuh pada 20 menit di awal pembicaraan, setelah itu konsentrasi akan menurun sedikit demi sedikit.
e. Bahan yang Akan Digunakan
Agar sasaran pembicaraan dapat dicapai, maka persiapan bahan perlu dilakukan. Berikut ini beberapa saran dalam pemilihan bahan:
- Menyusun dan memilih bahan
Susunlah pokok-pokok pembicaraan. Sebaiknya pada 45 menit pertama jangan terlalu banyak pokok-pokok yang akan disampaikan.
Dalam pemilihan bahan perlu diperhatikan: sasaran pembicaraan, waktu yang tersedia, pendengar, mana bahan yang harus diberikan dan bahan yang tidak perlu diberikan.
- Gunakan contoh
Sederhanakan informasi yang sulit dan kompleks. Gunakan juga contoh-contoh yang benar-benar terjadi dan kaitkan dengan pokok-pokok yang ingin disampaikan.
- Membuka dan menutup pembicaraan
Dalam membuka pembicaraan perlu dirancang agar dapat menimbulkan minat pendengar, dapat menimbulkan rasa butuh dari pendengar, dapat menjelaskan garis besar dan sasaran pembicaraan. Dalam menutup pembicaraan, kita harus dapat menyimpulkan hal-hal yang telah dibicarakan.
- Membuat catatan-catatan apa yang ingin dibicarakan
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengingat urut-urutan dalam pembicaraan adalah membuat catatan tertulis dengan menggunakan kartu-kartu atau kertas kecil. Hal yang dituliskan dalam kartu sebaiknya kata-kata kunci saja dan waktu yang digunakan untuk membicarakan apa yang tertulis di setiap kartu.
2. Teknik Penyampaian
Penggunaan kata merupakan basis komunikasi, tetapi dalam kenyataannya keberhasilan dalam pembicaraan tidak hanya ditentukan dari penggunaan kata saja, tetapi justru penggunaan nonkata. Bicara di depan umum yang berhasil seharusnya memenuhi persentase kontribusi sebagai berikut :
- 7%: penggunaan kata
- 38%: penggunaan nada dan suara
- 55%: penggunaan ekspresi muka, bahasa tubuh, dan gerakan tubuh
a. Pemilihan kata
Kata-kata yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan taraf pendengar, begitu juga penggunaan istilah. Sadari bahwa penggunaan kata-kata yang tidak tepat akan menimbulkan masalah.
b. Teknik penyampaian berita
Tidak banyak orang yang mampu menyampaikan berita dengan efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan berita, antara lain:
- Gunakan ekspresi dan intonasi yang tepat.
- Diam sejenak untuk membantu peserta agar dapat mencerna materi yang sudah diterima.
- Bicara dengan jelas dan teratur.
- Bicara dengan volume memadai.
C. Bahasa tubuh
Di samping penyampaian dengan menggunakan kata, maka kesuksesan dalam pembicaraan justru bergantung pada hal yang non kata, seperti: gerakan tubuh, tangan, kontak mata, cara berdiri, dan ekspresi muka. Jangan terpaku di satu tempat seperti patung atau sibuk membaca catatan.
Berikut ini beberapa saran untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain :
- Tatap mata pendengar
Kontak mata pembicara adalah vital untuk mengetahui apakah pendengar mengantuk, bosan, tidak paham, atau nampak tidak tertarik serta untuk mempertahankan minat pendengar atas apa yang kita sampaikan.
- Senyum
Manfaat dari tersenyum adalah mengendorkan ketegangan.
- Hindari membuat jarak
Kita perlu mendekatkan diri dengan pendengar. Kalau Anda bicara di depan kelas yang pesertanya duduk, Anda bisa jalan-jalan di antara meja mereka. Berdiri di belakang meja atau di belakang papan tulis akan menciptakan jarak dengan pendengar.
- Berdirilah yang tegak tapi tidak kaku
Berdiri tegak dan kaku, dapat menciptakan ketegangan.
- Sadari kecenderungan untuk jadi pusat perhatian
Ini tidak berarti pembicara harus berdiri dengan kaku, tapi gerakan-gerakan tangan perlu ada untuk yang ingin disampaikan. Hindari berlebihan menggunakan gerakan, hindari juga mengulang kata-kata yang sama.
- Berusahalah sewajar mungkin
Agar bisa bertingkah laku secara wajar, berhentilah untuk mencemaskan diri sendiri. Cara yang efektif untuk bisa menjadi wajar adalah dengan latihan bicara di depan kamera sehingga pembicara dapat melihat diri sendiri atau bicara di depan teman-teman.
3. Meningkatkan Kualitas
Banyak cara yang dapat digunakan dalam rangka menghidupkan suasana pembicaraan, apalagi bila waktu bicara cukup panjang. Beberapa cara yang dapat Anda gunakan antara lain:
a. Partisipasi sidang pendengar
Metode diskusi kelompok, dengan cara membagi pendengar menjadi kelompok-kelompok kecil dan kemudian setiap kelompok kecil diberi tugas, pertanyaan, atau kuis kemudian diminta mempresentasikan jawabannya di depan pendengar yang lain akan meningkatkan partisipasi pendengar dan menghidupkan suasana.
b. Sesi untuk tanya jawab
Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan dapat menguji apakah materi sudah dapat ditangkap dengan baik oleh pendengar.
c. Antusiasme
Tunjukkan antusiasme pembicara sewaktu menyampaikan materi.
d. Situasi yang menyenangkan
Ciptakan situasi yang menyenangkan dan tidak menegangkan/mengancam.
e. Pendengar yang ‘sulit’
Tidak seluruh pendengar adalah pendengar yang kooperatif dan positif, mungkin saja ada peserta yang ‘sulit’. Sebaiknya, jangan menimbulkan pertentangan langsung dengan peserta tersebut atau mempermalukannya di depan peserta lain.
f. Gunakan alat bantu
Alat bantu dapat mendukung pembicara dalam menyampaikan gagasan atau berita. Tiga kelompok alat bantu yang dapat mendukung pembicaraan adalah menstimuli: Visual, Hearing dan Feeling (VHF).
- Visual: papan tulis, OHP, video
- Hearing: efek suara
- Feeling: makalah/hand out
3.
Paling tidak ada lima hal yang perlu dipersiapkan sebagai materi
pembicaraan di depan publik,
apa saja hal-hal yang dimaksud?
Jawaban :
1) Topik
(topik), pokok atau subjek pembicaraan, seharusnya dipilih berdasarkan
pertimbangan karena menarik minat dan perhatian (baik pendengar maupun
pembicara), dibutuhkan, atau sesuai
dengan permintaan
2) Tujuan
umum (general purpose), tujuan khusus (specific purpose), dan ide sentral
(central idea) tujuan umum suatu pembicaraan antara lain menyampaikan
informasi, membujuk, meyakinkan, atau memberi instruksi kepada pendengar;
tujuan khusus tergantung dari tujuan umum; dan ide sentral adalah inti dari
pembicaraan, biasanya dikemas hanya dalam satu kalimat yang mudah diserap dan
diingat oleh pendengar.
3) Pendahuluan
(introduction) tambahan bekerja sebagai pengantar kearah pokok pembicaraan atau
permasalahan yang akan dibahas dan sebagai upaya mempersiapkan mental
pendengar. Pada bagian tambahan ini, rebutlah perhatian pendengar Anda dan buat
mereka untuk selalau ingin mendengar sampai kalimat terakhir dari pembicaraan
Anda. Jadi, pembicara harus dapat memberikan kesan pertama (first impression)
yang baik kepada pendengar.
4) Batang
tubuh (body), Batang tubuh pembicaraan hendaknya dibagi menjadi dua atau tiga
bagian utama yang akan menjelaskan atau membuktikan ide sentral.
5) Kesimpulan/penutup
(conclusion), kesimpulan merupakan ringkasan dari butir-butir utama dan bisa
jadi merupakan seruan terkahir kepada pendengar, meminta pendengar
memperhatikan secara khusus dan melakukan tindakan sepatutnya. Kesimpulan
bukanlah rangkuman dari semua bagian pembicaraan. Kesimpulan harus singkat,
sederhana, tidak berbelit-belit, tidak mengemukaan fakta baru, dan dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pesan yang mengesankan pendengar.
4.
Jelaskan lima kesalahan
yang paling besar yang dilakukan oleh pembicara di depan umum (public speaking)!
Berikut adalah 5 kesalahan
yang dilakukan pembicara ketika berbicara didepan umum.
1. Berbicara terlalu cepat
Berbicara yang terlalu cepat akan mengakibatkan artikulasi
dari kata yang diucapkan menjadi tidak jelas, hal ini tentu akan membuat pesan
yang akan disampaikan oleh speaker menjadi tidak maksimal, atau bahasa lain nya
adalah belibet, ketika kita berbicara didepan umum dengan terlalu cepat maka
audience yang mendengarkan kita akan menjadi bingung, karena cara bicara yang
terlalu cepat.
2. Berbicara terlalu lambat
Banyak peserta yang belajar public speaking juga mengalami
hal ini, berbicara terlalu lambat sehingga karena terlalu lambat nya akan
membuat jeda dengan kata "eee" atau bahkan efek lain nya adalah lupa
dengan materi yang akan disampaikan, jadi sebaiknya jika anda selama ini belum
bisa mengontrol kecepatan berbicara anda, anda bisa mengikuti pelatihan public
speaking.
3. Meniru gaya pembicara lain
Sebenarnya sah2 saja meniru gaya pembicara lain, selama hal
itu masih wajar dan tidak menghilangkan ciri khas yang kita miliki, karena
sebagai seorang pembicara kita harus memiliki ciri khas tersendiri yang tidak
dimiliki pembicara lain. Sebaiknya meniru gaya pembicara lain secara total
dihindari, namun jika hanya sebagian yang kita anggap cocok dengan diri kita
maka itu sah2 saja, jika anda ingin mengetahui karakter dan kepribadian anda
dan menemukan cara agar bisa memiliki ciri khas, anda sebaiknya ikut dalam
seminar-seminar tentang public speaking atau kursus berbicara didepan umum.
4. Tidak menatap audience
Sebagai seorang pembicara anda harus mampu mendistribusikan
pandangan anda ke seluruh audience yang hadir, agar audience yang mendengarkan
anda merasa anda perhatikan. Bagi sebagian orang menatap mata audience adalah
sesutau yang kurang nyaman, jika anda merasa seperti itu sebaiknya sapukan
pandangan anda secara global, dan pandang dahi nya saja, supaya anda merasa
tetap nyaman dan audience anda juga merasa diperhatikan.
5.Memasukkan tangan ke saku
Bagi sebagian orang memasukkan tangan ke saku menjadikan
nya lebih nyaman dan menghilangkan rasa takut atau grogi malu minder dan demam
panggung, dari pada anda memasukkan tangan anda ke saku, sebaiknya anda baca :
cara mengatasi rasa takut berbicara didepan umum. Memasukkan tangan ke dalam
saku merupakan tindakan yang kurang sopan ketika anda berbicara didepan umum
dan menunjukkan keangkuhan atau kesombongan sehingga kesalah dalam public
speaking tersebut harus dihindari agar kegiatan public speaking anda menjadi
menarik dan sukses.
5.
Jelaskan
hal-hal yang harus diperhatikan untuk menjadi penyaji presentasi yang efektif !
Jawaban
:
1. Kecakapan menguasai audience
Tak cukup hanya dengan kemampuan berbicara dan gaya bahasa
tubuh yang menarik untuk menguasai audience, namun juga perlu dilakukan upaya
pengontrolan apakah audience masih bersama kita atau sudah larut dengan urusan
masing-masing. Banyak hal menarik yang dapat dilakukan untuk menguasai
audience, diantaranya adalah melakukan simulasi, memberikan pertanyaan atau
diskusi, memberika tayangan video dan sebagainya. Hal yang menarik sangat
dibutuhkan agar audience tidak merasa bosan saat melihat kita presentasi.
2. Jangan berbicara pada slide
Banyak pembicara yang lebih melihat pada slide yang isinya
sudah mereka ketahui daripada melihat audience. Sebaiknya pembicara lebih
fokuskan mata dan perhatiannya kepada audience, perbanyak kontak mata akan membuat
presentasi menjadi lebih menarik.
3. Kemampuan berbicara dan bahasa tubuh
Beberapa pembicara memberikan kunci dan beberapa trik
menyajikan presentasi melalui skill berbicara yang memikat dan sakian bahasa
tubuh yang menarik perhatian audience. Cara berbicara merupakan hal utama yang
menjadi sorotan audience saat pembicara sedang melakukan presentasi dan juga
gaya bahasa tubuh yang menyesuaikan dengan bahasa lisan. Sebagai contoh adalah
Mario Teguh dimana beliau memiliki gaya khas yang
cukup memikat perhatian audience. Oleh karena itu,
pembicara harus memiliki karakter khas dalam bahasa lisan dan bahasa tubuh.
4. Tunjukkan antusiasme
Agar pendengar tidak tmengantuk sepanjang sesi presentasi,
pembicara harus menunjukkan semangat selama menyampaikan materi presentasi yang
disampaikan. Seperti Steve Jobs sering menggunakan kata amazing, cool, dan
extraordinary ketika memperkenalkan berbagai fitur yang dimiliki perangkat
andalannya saat itu.
5. Jelaskan poin-poin penting yang ingin disampaikan
Sebelum memulai presentasi, baiknya menjelaskan kepada
audience ada berapa poin penting yang ingin disampaikan dalam presentasinya.
Memberikan panduan yang jelas di awal presentasi dan mengikuti alur sesuai
garis besar yang kita sampaikan, membantu pendengar lebih mudah menyimak materi
yang disampaikan.
6. Buat angka menjadi berarti
Jika punya data berupa angka yang dapat menunjang
presentasi, manfaatkanlah sampai optimal. Memberikan data melalui angka,
terutama apabila angka yang disampaikan cukup signifikan, biasanya akan menarik
perhatian pendengar dan penasaran untuk terus menyimak.
7. Latihan atau simulasi
Agar materi yang disampaikan dapat dipresentasikan dengan
lancar, tentunya latihan sangat diperlukan. Sebagai contoh kesuksesan
presentasi yang dilakukan Steve Jobs kabarnya lahir dari belasan jam yang ia
relakan untuk melatih terus menerus penyampaian presentasinya. Jangan lupakan
juga detail penting, seperti slide yang menarik atau tulisan yang jelas terbaca
sebagai bagian dari persiapan.
8. Kuasai materi
Menguasai materi artinya pembicara dapat memilih materi
yang harus ditekankan dan materi yang dapat dihilangkan agar membuat presentasi
menjadi lebih efektif. Penguasaan materi ini membuat pembicara akan menjadi
lebih nyaman pada saat presentasi dan membuat presentasi berjalan dengan baik.
9. Jiwai materi yang akan dibawakan
Membawakan presentasi tidaklah sama seperti membacakan
puisi, pembicara tidak perlu menghafal materi yang akan dibawakan, setiap
presentasi membutuhkan 2 hal, yakni harus hidup dan memiliki energi. Hal ini
akan diperoleh jika pembicara menjiwai materi yang anda bawakan.
10. Background yang sederhana
Background yang digunakan pada setiap slide harus
diperhatikan. Jangan sampai ada kalimat yang tidak bisa terbaca dengan jelas
karena penggunaan banckground yang terlalu kontras.