FORUM PERTEMUAN KE-10
KELAS ELEARNING 2
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
Nama :
Wamro atun
NIM :
43215120287
Mata Kuliah/Kode/Bobot :
Bahasa Indonesia/90008/2 SKS
Semester :
Ganjil
Tahun Akademik :
2017/2018
Hari/Jam / Ruang :
Sabtu/ A31316EL/
AD-401
Fakultas : EkonomidanBisnis
Program
Studi : Manajemen
Dosen : Supriyadi, M.Pd.
Materi : Diksi (Pilihan Kata)
Kerjakanlah
soal berikut ini dengan tepat!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan diksi (pilihan
kata)?Jelaskan pula indikator ketepatan pilihan kata!
2. Uraikan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar seorang
penulis/pengarang dapat menghasilkan sebuah tulisan/karangannya dengan baik!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahasa artifisial!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan idiomatik!
Jawab !
1. Diksi atau pilihan kata
adalah hasil upaya memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu (untuk
dipakai dalam suatu kalimat).
Indikator
ketepatan Pilihan Kata
1. Mengomunikasikan
gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat berdasarkan kaidah bahasa
Indonesia,
2. Menghasilkan
komunikasi puncak (yang paling efektif) tanpa salah penafsiran atau salah
makna,
3. Menghasilkan
respon pembaca atau pendengar sesuai harapan penulis atau pembicara, dan
4. Menghasilkan
target komunikasi yang diharapkan.
2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi
agar seorang penulis/pengarang dapat menghasilkan sebuah tulisan/karangannya
dengan baik!
1.
Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat, denotasi yaitu kata yang
bermakna lugas dan tidak bermakna ganda. Konotasi dapat menimbulkan makna yang
bermacam-macam, lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetika, dan
kesopanan.
2.
Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim. Kata yang hampir
bersinonim, misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan, dalam pemakaiannya
berbeda-beda.
3.
Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya
inferensi (kesimpulan) dan interferensi (saling mempengaruhi), sarat (penuh,
bunting) dan syarat (ketentuan).
4.
Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapatnya sendiri,
jika pemahaman belum dapat dipastikan. Pemakai kata harus menemukan makna yang
tepat di dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektif
canggih. Menurut kamus, modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti
banyak cakap, suka mengganggu, banyak mengetahui, bergaya intelektual.
5.
Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara
tepat, misalnya dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya
koordinasi.
6.
Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar,
misalnya sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
7.
Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat. Untuk mendapatkan
pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus,
misalnya; mobil (kata umum) corolla (kata khusus, sedan buatan Toyota).
8.
Menggunakan dengan cermat kata yang bersinonim (misalnya pria dan laki-laki,
saya dan aku, serta buku dan kitab); berhomofon (misalnya: bang dan bank); dan
berhomografi (misalnya apel buah, apel upacara).
9.
Menggunakan kata abstrak dan kata kongkret secara cermat, kata abstrak
(konseptual, misalnya pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata
konkret atau kata khusus (misalnya: mangga, sarapan, dan berenang).
Selain
ketepatan pilihan kata, pengguna bahasa harus pula memperhatikan kesesuaian
kata agar tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak ditimbulkan
atau suasana yang sedang berlangsung. Syarat kesesuaian kata adalah:
1.
Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak memcampuradukkan penggunaanya
dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan, misalnya hakikat
(baku), hakekat (tidak baku), konduite (baku) kondite (tidak baku).
2.
Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat, misalnya
kencing (kurang sopan) dan buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar) dan
tunasusila (lebih halus).
3.
Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan cermat,
misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar), bukan hanya... melainkan
juga (benar), bukan hanya ... tetapi juga (salah), tidak hanya ... tetapi juga
(benar).
4.
Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya: berjalan lambat, mengesot,
dan merangkak; merah darah, merah hati.
5.
Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis, misalnya:
tulis, baca, kerja (bahasa lisan) à menulis, menuliskan, membaca, membacakan,
bekerja, mengerjakan, dikerjakan (bahasa tulis).
3.
Bahasa Artifisial
Bahasa
Artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni. Bahasa yang Artifisial tidak
terkandung dalam kata yang digunakan, tetapi dalam pemakaian nya untuk
menyatakan suatu maksud.
Dalam
karya sastra memang perlu ditampilkan bahasa yang artifisial. Dalam bahasa umum
atau bahasa ilmiah, bahasa artifisial perlu di hindari.
4. Idiomatik
Idiomatik
adalah penggunaan kedua kata yang berpasangan. Misalnya sesuai dengan,
disebabkan oleh, berharap akan, dan lain-lain.
Contoh:
1. Bangsa Indonesia berharap akan
tampilnya seorang presiden yang mampu mengatasi berbagai kesulitan bangsa.
2. Karyawan itu bekerja sesuai dengan
aturan perusahaan.
3. Kekacauan sosial di berbagai tempat
disebabkan oleh tidak meratanya keadilan dan kemakmuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar