Jumat, 27 Oktober 2017

SOAL FORUM PERTEMUAN KE-7
KELAS ELEARNING REGULER 2

Mata Kuliah/Kode/Bobot         : Bahasa Indonesia/90008/2 SKS
NAMA                                     : Wamro atun
NIM                                         : 43215120287
Semester                                  : Ganjil
Tahun Akademik                     : 2017/2018
Kelas                                       : A31316EL
Hari/Jam / Ruang                     : Sabtu/ A31316EL/ AD-401
Fakultas                                   : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi                          : Manajemen
Dosen                                      : Supriyadi, M.Pd.
Materi                                      : Berbicara untuk Akademik


Kerjakan soal berikut ini dengan tepat!

1.      Jelaskan mengapa sebelum berbicara di depan umum kita perlu menganalisis situasi dan pendengar!

Jawaban :
Pendengar dan audiens adalah objek kita dalam berpidato, tetapi juga merupakan subjek yang harus menafsirkan gagasan-gagasan yang kita sampaikan. Maka wajar kita mengenal tentang apa dan siapa mereka. Dengan mengenal siapa mereka kita akan mudah dan lancar untuk berkomunikasi dengan mereka, sehingga mudah juga bagi mereka untuk menerima apa yang kita maksudkan dalam pidato.
Kesalahan dalam menganalisis audience akan berpengaruh besar saat kita berpidato nantinya. Perasaan yang harus kita perhatikan bukan kemampuan kita pribadi (apakah kita kesulitan dalam memahami materi, apakah kita terlalu mudah dalam membuat pidato dsb), namun kemampuan mereka, penonton. Inilah yang susah.
Karena itu, untuk mengenal lebih dekat mereka, kita harus mengenal hal-hal umum dan hal-hal yang khusus dari mereka. Hal umum meliputi:
1.      Jumlah. Kita harus mengetahui berapa jumlah audiens agar kita sebagai komunikator tahu apa yang akan dilakukan. Upayakan sebagai “public speaker”  kita berbicara lebih jelas dan merasakan apa yang mereka rasakan. Namun kita perlu memperhatikan jumlah audiens agar sebanding dengan besar dan luasnya gedung.
2.      Usia. Kita harus mengetahui usia audiens yang akan mendengar kita agar bisa menyesuaikan komunikasi  dengan usia audiens. Karena usia setiap audiens memiliki keterbatasan masing-masing. Oleh karena itu kita harus sudah menyiapkan dan merencanakan bagaimana sikap kita kepada audiens.
3.      Jenis kelamin. Bila kita berhadapan dengan ibu-ibu, berbicaralah tidak langsung pada hal-hal yang rumit. Sehingga nampak diwajah mereka bahwa kita diterima dilingkungannya. Lain halnya dengan kaum pria, berbicaralah langsung pada pokok permasalahan.
4.      Pekerjaan. Pekerjaan setiap audiens juga perlu kita kenal, agar tidak ada kesalah pahaman topik yang akan dibicarakan.
5.      Pendidikan. Bedakan berhadapan dengan para ilmuan dengan murit SMU.
6.      Agama. Sebagai public speaker, lebih awal mengetahui siapa saja audiens agar kita tahu perlu diberi “salam” atau cukup “disapa”.
7.      Adat dan Budaya. Dinegara kita yang beragam adat dan budaya, tegur sapa kepada public lebih diutamakan. Bukan berbicara langsung kepada masalah.

2.      Jelaskan langkah-langkah yang harus dipersiapkan oleh pembicara sebelum berbicara di depan umum!

Jawaban :
1.      Siap Sebelum Bicara
Ada enam hal yang perlu dipersiapkan dalam berbicara efektif, yaitu: mengapa, siapa, di mana, kapan, apa dan bagaimana.
a. Menetapkan Sasaran
Hal pertama yang harus jelas dalam pikiran kita sebagai pembicara adalah menetapkan sasaran pembicaraan. Penetapan sasaran sangat membantu dalam menentukan arah pembicaraan dan juga bermanfaat dalam memilih bahan yang sesuai dengan sasaran.
Pada umumnya sasaran pembicaraan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, misalnya presentasi tugas, memimpin rapat, mengisi kajian, dan sebagainya.

b. Survei Pendengar
Meneliti apa dan siapa pendengar dapat membantu dalam menetapkan bahan yang akan disampaikan dan meyakinkan diri kita bahwa kita menyampaikan bahan pembicaraan kepada pendengar yang tepat.
Hal yang perlu diketahui dari sidang pendengar antara lain :
- Berapa banyak orang yang hadir?
- Mengapa mereka hadir di ruang tersebut?
- Bagaimana tingkat pengetahuan yang mereka miliki atas topik pembicaraan?
- Apa harapan mereka atas topik pembicaraan?
- Bagaimana usia, pendidikan, dan jenis kelamin mereka?

c. Tempat dan Sarana
Penting bagi kita untuk mengetahui dan memperhatikan tempat pembicaraan akan dilaksanakan. Berikut ini beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bagi pembicara :
- Melakukan praktek
Apabila pembicaraan dilaksanakan pada ruang yang besar dan luas, maka akan lebih baik untuk mencoba suara terlebih dahulu, sebelum betul-betul berbicara di depan sidang pendengar.
- Mempelajari sarana yang tersedia
Sangat bermanfaat, bila kita lebih dahulu melakukan latihan untuk dapat mengoperasikan tombol-tombol lampu, slide projector, dan OHP (Over Head Projector).
- Meneliti gangguan yang mungkin timbul
Kita perlu mewaspadai gangguan yang mungkin timbul, misalnya pembicaraan dilakukan dekat jalan raya sehingga suaramu harus dapat mengalahkan suara kendaraan yang lewat.
- Tata letak tempat duduk
Tata letak tempat duduk perlu diperhatikan, diatur, dipersiapkan, dan dikaitkan dengan sasaran pembicaraan.

d. Waktu
Berapa lama waktu yang diperlukan dalam pembicaraan? Anda perlu memperhatikan manajemen waktu.
- Waktu penyelenggaraan sangat mempengaruhi
Biasanya, waktu sesudah makan siang dikenal sebagai waktu ‘kuburan’. Pendengar yang sudah makan kenyang, apalagi jika makanan yang disajikan enak rasanya, akan membuat pendengar lebih tertarik untuk ‘berngantuk ria’ daripada mendengarkan pembicaraan.
- Berapa lama waktu yang digunakan
Kita perlu memperhatikan waktu, misalnya waktu untuk pembahasan, waktu istirahat, atau waktu tanya jawab. Agar punya manajemen waktu yang baik, maka perlu latihan terlebih dulu.
- Masalah konsentrasi
Sangat sulit bagi pendengar untuk berkonsentrasi penuh selama lebih dari 2 jam. Apalagi bila mereka merasa bahwa pembicaraan kita tidak menarik, tidak bermanfaat, dan tidak berminat. Umumnya seseorang dapat berkonsentrasi penuh pada 20 menit di awal pembicaraan, setelah itu konsentrasi akan menurun sedikit demi sedikit.

e. Bahan yang Akan Digunakan
Agar sasaran pembicaraan dapat dicapai, maka persiapan bahan perlu dilakukan. Berikut ini beberapa saran dalam pemilihan bahan:
- Menyusun dan memilih bahan
Susunlah pokok-pokok pembicaraan. Sebaiknya pada 45 menit pertama jangan terlalu banyak pokok-pokok yang akan disampaikan.
Dalam pemilihan bahan perlu diperhatikan: sasaran pembicaraan, waktu yang tersedia, pendengar, mana bahan yang harus diberikan dan bahan yang tidak perlu diberikan.
- Gunakan contoh
Sederhanakan informasi yang sulit dan kompleks. Gunakan juga contoh-contoh yang benar-benar terjadi dan kaitkan dengan pokok-pokok yang ingin disampaikan.
- Membuka dan menutup pembicaraan
Dalam membuka pembicaraan perlu dirancang agar dapat menimbulkan minat pendengar, dapat menimbulkan rasa butuh dari pendengar, dapat menjelaskan garis besar dan sasaran pembicaraan. Dalam menutup pembicaraan, kita harus dapat menyimpulkan hal-hal yang telah dibicarakan.
- Membuat catatan-catatan apa yang ingin dibicarakan
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengingat urut-urutan dalam pembicaraan adalah membuat catatan tertulis dengan menggunakan kartu-kartu atau kertas kecil. Hal yang dituliskan dalam kartu sebaiknya kata-kata kunci saja dan waktu yang digunakan untuk membicarakan apa yang tertulis di setiap kartu.

2. Teknik Penyampaian
Penggunaan kata merupakan basis komunikasi, tetapi dalam kenyataannya keberhasilan dalam pembicaraan tidak hanya ditentukan dari penggunaan kata saja, tetapi justru penggunaan nonkata. Bicara di depan umum yang berhasil seharusnya memenuhi persentase kontribusi sebagai berikut :
- 7%: penggunaan kata
- 38%: penggunaan nada dan suara
- 55%: penggunaan ekspresi muka, bahasa tubuh, dan gerakan tubuh
a. Pemilihan kata
Kata-kata yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan taraf pendengar, begitu juga penggunaan istilah. Sadari bahwa penggunaan kata-kata yang tidak tepat akan menimbulkan masalah.
b. Teknik penyampaian berita
Tidak banyak orang yang mampu menyampaikan berita dengan efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan berita, antara lain:
- Gunakan ekspresi dan intonasi yang tepat.
- Diam sejenak untuk membantu peserta agar dapat mencerna materi yang sudah diterima.
- Bicara dengan jelas dan teratur.
- Bicara dengan volume memadai.
C. Bahasa tubuh
Di samping penyampaian dengan menggunakan kata, maka kesuksesan dalam pembicaraan justru bergantung pada hal yang non kata, seperti: gerakan tubuh, tangan, kontak mata, cara berdiri, dan ekspresi muka. Jangan terpaku di satu tempat seperti patung atau sibuk membaca catatan.

Berikut ini beberapa saran untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain :

- Tatap mata pendengar
Kontak mata pembicara adalah vital untuk mengetahui apakah pendengar mengantuk, bosan, tidak paham, atau nampak tidak tertarik serta untuk mempertahankan minat pendengar atas apa yang kita sampaikan.
- Senyum
Manfaat dari tersenyum adalah mengendorkan ketegangan.
- Hindari membuat jarak
Kita perlu mendekatkan diri dengan pendengar. Kalau Anda bicara di depan kelas yang pesertanya duduk, Anda bisa jalan-jalan di antara meja mereka. Berdiri di belakang meja atau di belakang papan tulis akan menciptakan jarak dengan pendengar.
- Berdirilah yang tegak tapi tidak kaku
Berdiri tegak dan kaku, dapat menciptakan ketegangan.
- Sadari kecenderungan untuk jadi pusat perhatian
Ini tidak berarti pembicara harus berdiri dengan kaku, tapi gerakan-gerakan tangan perlu ada untuk yang ingin disampaikan. Hindari berlebihan menggunakan gerakan, hindari juga mengulang kata-kata yang sama.
- Berusahalah sewajar mungkin
Agar bisa bertingkah laku secara wajar, berhentilah untuk mencemaskan diri sendiri. Cara yang efektif untuk bisa menjadi wajar adalah dengan latihan bicara di depan kamera sehingga pembicara dapat melihat diri sendiri atau bicara di depan teman-teman.

3. Meningkatkan Kualitas
Banyak cara yang dapat digunakan dalam rangka menghidupkan suasana pembicaraan, apalagi bila waktu bicara cukup panjang. Beberapa cara yang dapat Anda gunakan antara lain:
a. Partisipasi sidang pendengar
Metode diskusi kelompok, dengan cara membagi pendengar menjadi kelompok-kelompok kecil dan kemudian setiap kelompok kecil diberi tugas, pertanyaan, atau kuis kemudian diminta mempresentasikan jawabannya di depan pendengar yang lain akan meningkatkan partisipasi pendengar dan menghidupkan suasana.
b. Sesi untuk tanya jawab
Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan dapat menguji apakah materi sudah dapat ditangkap dengan baik oleh pendengar.
c. Antusiasme
Tunjukkan antusiasme pembicara sewaktu menyampaikan materi.
d. Situasi yang menyenangkan
Ciptakan situasi yang menyenangkan dan tidak menegangkan/mengancam.
e. Pendengar yang ‘sulit’
Tidak seluruh pendengar adalah pendengar yang kooperatif dan positif, mungkin saja ada peserta yang ‘sulit’. Sebaiknya, jangan menimbulkan pertentangan langsung dengan peserta tersebut atau mempermalukannya di depan peserta lain.
f. Gunakan alat bantu
Alat bantu dapat mendukung pembicara dalam menyampaikan gagasan atau berita. Tiga kelompok alat bantu yang dapat mendukung pembicaraan adalah menstimuli: Visual, Hearing dan Feeling (VHF).
- Visual: papan tulis, OHP, video
- Hearing: efek suara
- Feeling: makalah/hand out

3.      Paling tidak ada lima hal yang perlu dipersiapkan sebagai materi pembicaraan di depan publik, apa saja hal-hal yang dimaksud?

Jawaban :
1)        Topik (topik), pokok atau subjek pembicaraan, seharusnya dipilih berdasarkan pertimbangan karena menarik minat dan perhatian (baik pendengar maupun pembicara), dibutuhkan, atau  sesuai dengan permintaan
2)        Tujuan umum (general purpose), tujuan khusus (specific purpose), dan ide sentral (central idea) tujuan umum suatu pembicaraan antara lain menyampaikan informasi, membujuk, meyakinkan, atau memberi instruksi kepada pendengar; tujuan khusus tergantung dari tujuan umum; dan ide sentral adalah inti dari pembicaraan, biasanya dikemas hanya dalam satu kalimat yang mudah diserap dan diingat oleh pendengar.
3)        Pendahuluan (introduction) tambahan bekerja sebagai pengantar kearah pokok pembicaraan atau permasalahan yang akan dibahas dan sebagai upaya mempersiapkan mental pendengar. Pada bagian tambahan ini, rebutlah perhatian pendengar Anda dan buat mereka untuk selalau ingin mendengar sampai kalimat terakhir dari pembicaraan Anda. Jadi, pembicara harus dapat memberikan kesan pertama (first impression) yang baik kepada pendengar.
4)        Batang tubuh (body), Batang tubuh pembicaraan hendaknya dibagi menjadi dua atau tiga bagian utama yang akan menjelaskan atau membuktikan ide sentral.
5)        Kesimpulan/penutup (conclusion), kesimpulan merupakan ringkasan dari butir-butir utama dan bisa jadi merupakan seruan terkahir kepada pendengar, meminta pendengar memperhatikan secara khusus dan melakukan tindakan sepatutnya. Kesimpulan bukanlah rangkuman dari semua bagian pembicaraan. Kesimpulan harus singkat, sederhana, tidak berbelit-belit, tidak mengemukaan fakta baru, dan dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pesan yang mengesankan pendengar.
4.      Jelaskan lima kesalahan yang paling besar yang dilakukan oleh pembicara di depan umum (public speaking)!
Berikut adalah 5 kesalahan yang dilakukan pembicara ketika berbicara didepan umum.

1. Berbicara terlalu cepat
Berbicara yang terlalu cepat akan mengakibatkan artikulasi dari kata yang diucapkan menjadi tidak jelas, hal ini tentu akan membuat pesan yang akan disampaikan oleh speaker menjadi tidak maksimal, atau bahasa lain nya adalah belibet, ketika kita berbicara didepan umum dengan terlalu cepat maka audience yang mendengarkan kita akan menjadi bingung, karena cara bicara yang terlalu cepat.

2. Berbicara terlalu lambat
Banyak peserta yang belajar public speaking juga mengalami hal ini, berbicara terlalu lambat sehingga karena terlalu lambat nya akan membuat jeda dengan kata "eee" atau bahkan efek lain nya adalah lupa dengan materi yang akan disampaikan, jadi sebaiknya jika anda selama ini belum bisa mengontrol kecepatan berbicara anda, anda bisa mengikuti pelatihan public speaking.

3. Meniru gaya pembicara lain
Sebenarnya sah2 saja meniru gaya pembicara lain, selama hal itu masih wajar dan tidak menghilangkan ciri khas yang kita miliki, karena sebagai seorang pembicara kita harus memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki pembicara lain. Sebaiknya meniru gaya pembicara lain secara total dihindari, namun jika hanya sebagian yang kita anggap cocok dengan diri kita maka itu sah2 saja, jika anda ingin mengetahui karakter dan kepribadian anda dan menemukan cara agar bisa memiliki ciri khas, anda sebaiknya ikut dalam seminar-seminar tentang public speaking atau kursus berbicara didepan umum.

4. Tidak menatap audience
Sebagai seorang pembicara anda harus mampu mendistribusikan pandangan anda ke seluruh audience yang hadir, agar audience yang mendengarkan anda merasa anda perhatikan. Bagi sebagian orang menatap mata audience adalah sesutau yang kurang nyaman, jika anda merasa seperti itu sebaiknya sapukan pandangan anda secara global, dan pandang dahi nya saja, supaya anda merasa tetap nyaman dan audience anda juga merasa diperhatikan.

5.Memasukkan tangan ke saku
Bagi sebagian orang memasukkan tangan ke saku menjadikan nya lebih nyaman dan menghilangkan rasa takut atau grogi malu minder dan demam panggung, dari pada anda memasukkan tangan anda ke saku, sebaiknya anda baca : cara mengatasi rasa takut berbicara didepan umum. Memasukkan tangan ke dalam saku merupakan tindakan yang kurang sopan ketika anda berbicara didepan umum dan menunjukkan keangkuhan atau kesombongan sehingga kesalah dalam public speaking tersebut harus dihindari agar kegiatan public speaking anda menjadi menarik dan sukses.
5.      Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan untuk menjadi penyaji presentasi yang efektif !
Jawaban :
1. Kecakapan menguasai audience
Tak cukup hanya dengan kemampuan berbicara dan gaya bahasa tubuh yang menarik untuk menguasai audience, namun juga perlu dilakukan upaya pengontrolan apakah audience masih bersama kita atau sudah larut dengan urusan masing-masing. Banyak hal menarik yang dapat dilakukan untuk menguasai audience, diantaranya adalah melakukan simulasi, memberikan pertanyaan atau diskusi, memberika tayangan video dan sebagainya. Hal yang menarik sangat dibutuhkan agar audience tidak merasa bosan saat melihat kita presentasi.

2. Jangan berbicara pada slide
Banyak pembicara yang lebih melihat pada slide yang isinya sudah mereka ketahui daripada melihat audience. Sebaiknya pembicara lebih fokuskan mata dan perhatiannya kepada audience, perbanyak kontak mata akan membuat presentasi menjadi lebih menarik.

3. Kemampuan berbicara dan bahasa tubuh
Beberapa pembicara memberikan kunci dan beberapa trik menyajikan presentasi melalui skill berbicara yang memikat dan sakian bahasa tubuh yang menarik perhatian audience. Cara berbicara merupakan hal utama yang menjadi sorotan audience saat pembicara sedang melakukan presentasi dan juga gaya bahasa tubuh yang menyesuaikan dengan bahasa lisan. Sebagai contoh adalah Mario Teguh dimana beliau memiliki gaya khas yang


cukup memikat perhatian audience. Oleh karena itu, pembicara harus memiliki karakter khas dalam bahasa lisan dan bahasa tubuh.

4. Tunjukkan antusiasme
Agar pendengar tidak tmengantuk sepanjang sesi presentasi, pembicara harus menunjukkan semangat selama menyampaikan materi presentasi yang disampaikan. Seperti Steve Jobs sering menggunakan kata amazing, cool, dan extraordinary ketika memperkenalkan berbagai fitur yang dimiliki perangkat andalannya saat itu.

5. Jelaskan poin-poin penting yang ingin disampaikan
Sebelum memulai presentasi, baiknya menjelaskan kepada audience ada berapa poin penting yang ingin disampaikan dalam presentasinya. Memberikan panduan yang jelas di awal presentasi dan mengikuti alur sesuai garis besar yang kita sampaikan, membantu pendengar lebih mudah menyimak materi yang disampaikan.

6. Buat angka menjadi berarti
Jika punya data berupa angka yang dapat menunjang presentasi, manfaatkanlah sampai optimal. Memberikan data melalui angka, terutama apabila angka yang disampaikan cukup signifikan, biasanya akan menarik perhatian pendengar dan penasaran untuk terus menyimak.

7. Latihan atau simulasi
Agar materi yang disampaikan dapat dipresentasikan dengan lancar, tentunya latihan sangat diperlukan. Sebagai contoh kesuksesan presentasi yang dilakukan Steve Jobs kabarnya lahir dari belasan jam yang ia relakan untuk melatih terus menerus penyampaian presentasinya. Jangan lupakan juga detail penting, seperti slide yang menarik atau tulisan yang jelas terbaca sebagai bagian dari persiapan.

8. Kuasai materi
Menguasai materi artinya pembicara dapat memilih materi yang harus ditekankan dan materi yang dapat dihilangkan agar membuat presentasi menjadi lebih efektif. Penguasaan materi ini membuat pembicara akan menjadi lebih nyaman pada saat presentasi dan membuat presentasi berjalan dengan baik.

9. Jiwai materi yang akan dibawakan
Membawakan presentasi tidaklah sama seperti membacakan puisi, pembicara tidak perlu menghafal materi yang akan dibawakan, setiap presentasi membutuhkan 2 hal, yakni harus hidup dan memiliki energi. Hal ini akan diperoleh jika pembicara menjiwai materi yang anda bawakan.

10. Background yang sederhana
Background yang digunakan pada setiap slide harus diperhatikan. Jangan sampai ada kalimat yang tidak bisa terbaca dengan jelas karena penggunaan banckground yang terlalu kontras.


Kamis, 19 Oktober 2017

Bahasa Indonesia Soal dan Jawaban Membaca untuk Menulis

SOAL FORUM PERTEMUAN KE-5
KELAS ELEARNING REGULER 2


Mata Kuliah/Kode/Bobot         : Bahasa Indonesia/90008/2 SKS
NAMA                                     : Wamro atun
NIM                                         : 43215120287
Semester                                  : Ganjil
Tahun Akademik                     : 2017/2018
Kelas                                       : A31316EL
Hari/Jam / Ruang                     : Sabtu/ A31316EL/ AD-401
Fakultas                                   : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi                          : Manajemen
Dosen                                      : Supriyadi, M.Pd.
Materi                                      : Membaca untuk Menulis


Kerjakan soal berikut ini dengan tepat!
1.      Jelaskan jenis-jenis membaca dilihat dari aspek kegiatannya!
2. Jelaskan perbedaan antara teknik membaca cepat scanning dengan teknik membaca cepat skimming!
3.      Jelaskan bagaimana cara atau upaya meningkatkan budaya membaca di kalangan mahasiswa!
4.      Seorang Mahasiswa melakukan membaca sebuah teks, jumlah kata dalam bacaan ada 396 kata. Mahasiswa tersebut dapat membaca bacaan tersebut dalam waktu 54 detik, nilai jawaban 8, danskor ideal dari pertanyaan adalah 10. Hitunglah kecepatan membaca efektif (KEM) mahasiswa tersebut!

JAWABAN !

1.      A. Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.

Ketrampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya adalah :
1. menggunakan ucapan yang tepat,
2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,
7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
8. membaca dengan tidak terbata-bata,
9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.

B. Membaca Dalam Hati

Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya.
Ketrampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain sebagai berikut:
1. membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun,
2. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala,
3. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring,
4. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk,
5. mengerti dan memahami bahan bacaan,
6. dituntut kecepatan mata dalam membaca,
7. membaca dengan pemahaman yang baik,
8. dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.
2.      Teknik membaca cepat scanning
Membaca tatap (scanning) atau disebut juga membaca memindai adalah membaca sangat cepat. Ketika seseorang membaca memindai, dia akan melampaui banyak kata.Teknik membaca ini berguna untuk mencari beberapa informasi secepat mungkin. Biasanya kita membaca kata per kata dari setiap kalimat yang dibacanya. Dengan berlatih teknik membaca memindai, seseorang bisa belajar membaca untuk memahami teks bacaan dengan cara yang lebih cepat. Tapi, membaca dengan cara memindai ini tidak asal digunakan. Jika untuk keperluan untuk membaca buku teks, puisi, surat penting dari ahli hukum, dan sebagainya, perlu lebih detil membacanya.
v  Langkah-langkah Scanning:
1)      Perhatikan penggunaan urutan seperti ‘angka’, ‘huruf’, ‘langkah’, ‘pertama’, ‘kedua’, atau ‘selanjutnya’.
2)      Carilah kata yang dicetak tebal, miring atau yang dicetak berbeda dengan teks lainnya.
3)      Terkadang penulis menempatkan kata kunci di batas paragraf.
v  Langkah atau proses scanning yang lain yakni: Scanning dilakukan dengan cara:
1)      Menggerakkan mata seperti anak panah langsung meluncur ke bawah menemukan informasi yang telah ditetapkan,
2)      Setelah ditemukan kecepatan diperlambat untuk menemukan keterangan lengkap dari informasi yang dicari, dan
3)      Pembaca dituntut memiliki pemahaman yang baik berkaitan dengan karakteristik yang dibaca (misalnya, kamus disusun secara alfabetis dan ada keyword di setiap halaman bagian kanan atas, ensiklopedi disusun secara alfabetis dengan pembalikan untuk istilah yang terdiri dari dua kata, dan sebagainya).

            Teknik membaca cepat skimming
               Pengertian membaca-layap (skimming)adalah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan. Membaca layap dibutuhkan untuk mengetahui sudut pandang penulis tentang sesuatu, menemukan pola organisasi paragraf, dan menemukan gagasan umum dengan cepat. Pengertian lain dari membaca skimming adalah membaca sekilas atau membaca cepat untuk mendapatkan suatu informasi dari yang kita baca. Skimming dilakukan untuk melakukan pembacaan cepat secara umum dalam suatu bahan bacaan. Dalam skimming, proses membaca dilakukan secara melompat-lompat dengan melihat pokok-pokok pikiran utama dalam bahan bacaan sambil memahami tema besarnya.
v  Langkah-langkah Skimming:
1)      Baca judul, sub judul dan subheading untuk mencari tahu apa yang dibicarakan teks tersebut.
2)      Perhatikan ilustrasi (gambar atau foto) agar Anda mendapatkan informasi lebih jauh tentang topik tersebut.
3)      Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraf.
4)      Jangan membaca kata per kata. Biarkan mata Anda melakukan skimming kulit luar sebuah teks. Carilah kata kunci atau keyword-nya.
5)      Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks tersebut.
3.      upaya untuk meningkatkan gemar membaca atau minat baca harus terus dilakukan, khususnya harus dimulai dari anak-anak. Misalnya di lingkungan sekolah promosi membaca hendaknya dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai di tingkat perguruaan tinggi mahasiswa.
Kegiatan kegiatan untuk meningkatkan minat baca harus diadakan dan digalakan. Disamping pembinaan kampus dalam hal menyediakan fasilitas membaca dan pembinaan perpustakaan sekolah yang baik dan lengkap. Hal yang tak kalah pentingnya untuk meningkatkan minat baca adalah mengadakan bentuk kegiata-kegiatan yang kreatif dan inovatif untuk dilakukan terhadap meningkatkan minat baca. Kegiatan tersebut dapat dikembangkan, dan sangat bergantung kepada kreativitas, inovasi dan inisiatif tenaga kerja pustakawan dan dosen-dosen kampus.
4.      Jawab :

      = 396 ( 60 ) x  8
           54              10
          = 23,760  x8
              54          10
          = 440 x 0.8
          = 352  Kpm


JAWABAN KASUS 6-2 (BIRCH PAPER COMPANY) SPM

NAMA                    : Wamro atun


SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

JAWABAN KASUS 6-2 (BIRCH PAPER COMPANY):

1.       Tawaran manakah yang harus diterima oleh divisi Nothern yang paling memenuhi kepentingan Birch Paper Company?

 Jawaban : Jika ambil Thompson : Thompson division mendapatkan profit yang dapat mem”balik modal”kan opportunity cost development yang telah dilakukannya (masalah biaya sudah dibayarkan oleh Northern).
Jika Thompson mendapat profit, otomatis karena Southern division juga berkontribusi dalam pembuatan produk, Southern division juga mendapat bagian dari profit yang diterima Thompson. Jika ambil West Paper : Northern Division mendapatkan suplai yang paling murah sehingga dapat meningkatkan profitabilitas divisi tersebut. Jika ambil Eire papers, Northern mendapat harga yang cukup murah (hanya selisih $2 dari harga yang paling murah, tapi juga memberikan kesempatan bagi Thompson dan Southern untuk mendapatkan proyek, sehingga menambah pendapatan bagi ketiga divisi. Yang terbaik : Eire Papers, karena harganya murah tapi dapat memberikan proyek bagi dua divisi lain, walaupun mungkin bagi Thompson proyek tersebut tidak terlalu bonafid karena tidak dapat membayar kembali opportunity costnya atas development effort yang telah dilakukan

2.       Apakah tuan Kenton harus menerima tawaran ini? Mengapa ya dan mengapa tidak?

Jawaban : Mr Kenton harus menerimanya, karena karena jika tidak menerima lelang ini, Northern division tidak akan mendapat job untuk membuat special display yang akan berpengaruh pada pendapatan divisi. Namun, Mr Kenton tetap dapat mengendalikan berapa jumlah kotak yang dipesan supaya menghasilkan profit maksimum bagi Northern division.

3.       Haruskah wakil presiden Birch Paper Company melakukan suatu tindakan?

Jawaban : Tindakan yang harus diambil hanya sebatas mengendalikan Northern division agar mengambil bukan peserta lelang yang paling murah saja. Serta memastikan bahwa Thompson division sebagai pihak yang telah melakukan banyak hal tidak merasa dirugikan.

4.        Dalam kontroversi yang telah dijelaskan sebelumnya, bagaimana system harga transfer dapat disfungsional? Apakah permasalahan tsb membutuhkan adanya perubahan dalam kebijakan penentuan harga transfer perusahaan secara keseluruhan? Jika ya, perubahan spesifik apakah yang Saudara sarankan?


Jawaban : Transfer price atau penentuan harga transfer tidak mengalami disfungsional sehingga secara keseluruhan tidak membutuhkan perubahan dalam kebijakan penentuan harga transfer perusahaan.

JAWABAN KASUS 7-8 (LEMFERT COMPANY) SPM

NAMA                    : Wamro atun

.

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN 

JAWABAN KASUS 7-8 (LEMFERT COMPANY):
1.       Apakah hal ini merupakan praktik harga transfer yang baik bagi Lemfert Company? Jika tidak, bagaimana memperbaikinya?

Jawab :
Tidak, karena hal-hal sebagai berikut:
a. Penentuan harga transfer yang diterapkan oleh Lemfert Company kurang akurat. 
b. Lemfert Company menggunakan dasar biaya ditambah dengan margin laba yang margin labanya sama dengan sasaran laba difisional yang diterapkan pada biaya aset yang digunakan untuk membuat produk  bukan dari prosentase seluruh biaya yang melekat pada produk.
c. tidak adanya persetujuan antar unit usaha yaitu divisi pembuatan dan divisi
end item dalam memutuskan harga penjualan kepada pihak luar dan pembagian laba masing-masing divisi. sehingga Lemfert Company seharusnya membuat mekanisme Formal dimana wakil-wakil dari divisi tersebut bertemu secara berkala untuk memutuskan harga penjualan kepada pihal luar dan pembagian laba.

2.       Untuk perusahaan jenis apakah kebijakan yang telah diperbaiki tersebut tidak akan cocok? Mengapa?
Jawab:
Karena perusahaann jenis ini tidak memerlukan persetujuan antar unit usaha sehingga kebijakan yang telahdiperbaiki di atas tidak akan cocok untuk perusahaan jenis ini.

3.       Apakah menurut anda usaha untuk mengukur profitabilitas pada Divisi F menguntungkan? Jika tidak, bagaimana anada mengukur kinerja divisi ini?

Jawab:
Tidak, karena untuk mengukur profitabilitas pada divisi F yang hanya menggunakan margin kontribusi lebih mencerminkan kinerja pusat laba menejer divisi F saja yang menunjukkan rentang antara pendapatan dengan beban Variabel tanpa memperhatikan beban tetap yang melekat pada produk.

Menurut kami, cara yang tepat untuk mengukur profitabilitas pada divisi F adalah berdasarkan laba bersih ( Net income) yaitu jumlah laba bersih setelah pajak. Dimana pengukuran menggunakan laba bersih ini sangat mudah untuk mengalokasikan beban pajak penghasilan ke pusat laba dalam divisi F, selain itu bisa mengukur laba ekonomis dan juga untuk memotivasi para manajer untuk meminimakan beban pajak perusahaan.

kasus 12-4: Anita’s Apparel

NAMA                        : Wamro atun NIM                              : 43215120287 DOSEN                      :  Suharmadi, Drs. A...